LEISHMANIA
Pada
genus Leishmania, hanya ada 3 spesies yang penting bagi manusia , yaitu
:
1)
Leishmania donovani yang menyebabkan Leismaniasis viseral atau
kala azar,
2) Leishmania tropica yang menyababkan leishmaniasis kulit atau oriental sore dan
3) Leishmania braziliensis yang
menyebabkan leismaniasis mukokutis atau Espundia.
MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
Genus Leishmania mempunyai 2 stadium, yaitu :
1) stadium amastigot atau stadium leismania yang terdapat
pada manusia dan pada hospes reservoir. 2). stadium promastigot atau stadium leptomonas yang terdapat pada hospes perantara
(lalat Phlebotuomus atau lalat Lutzomyia). Pada waktu lalat Phlebotomus
menghisap darah penderita leismaniasis,stadium amastigot terhisap dan dalam
lambung berubah menjadi stadium promastigot, berkembang biak dengan cepat
secara belah pasang longitudinal dan menjadi banyak dalam waktu 3-5 hari.
Kemudian stadium promastigot bermigrasi melalui esofagus dan faring kesaluran hipofaring yang terdapat dalam
probosis. Stadium promastigot adalah stadium infektif dan dapat ditularkan
kepada manusia atau hospes reservoar, bila lalat tersebut mengisap darahnya.
Dalam badan manusia stadium promastigot masuk kedalam sel makrofag dan berubah
menjadi stadium amastigot. Kemudian stadium amastigot berkembang biak lagi
secara belah pasang longitudinal dan seterusnya hidup didalam sel
(intraselular). Transmisi dapat terjadi secara kontak langsung melalui luka
gigitan lalat; transmisi secara kongenital tidak
penting.
Ketiga spesies Leishmania mempunyai morfologi yang
hampir sama , tetapi berbeda dalam sifat biakan, manifestasi klinis, penyebaran
dan vektornya. Ketiga spesies tersebut terdiri atas sejumlah strain yang berbeda dalam virulensi,
tipe, lesi sifat biologi dan adaptasi pada vektor. Penyembuhan kala azar dan oriental
sore memberikan kekebalan yang lama. Keadaan malnutrisi dan debilitas
merupakan pedisposisi serangan klinis. Imunisasi terhadap penyakit oriental
sore berhasil dilakukan dengan menggunakan bahan biakan atau bahan dari lesi
manusia atau dari limpa binatang yang terinfeksi.
A. Leishmania donovani
1. Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes definitif
dan parasit ini dapat menyebabkan leismaniasis viseral, yang disebut juga kala
azar atau tropical splenomegaly atau dum-dum fever. Hospes
reservoarnya adalah anjing. Dibeberapa daerah, penyakit ini dapat merupakan
penyakit pada anjing yang sewaktu-waktu dapat ditularkan kepada manusia. Lalat Phlebotomus
merupakan hospes perantara atau vektornya. Pada leismaniasis viseral atau kala
azar yang disesuaikan denan letak geografik dan strain vektornya. Kelima
macam penyakit kala azar tersebut adalah :
1) tipe india yang menyerang orang dewasa muda. Tipe ini
adalah tipe kala azar klasik dan tidak ditemukan pada hospes reservoar (anjing)
2) tipe Mediterania, yang dihinggapi anak balita dan
mempunyai hospes reservoar anjing atau binatang buas
3) tipe Cina yang biasanya menyerang anak balita tetapi
dapat menyerang orang dewasa
4) tipe Sudan, yang
menghinggapi anak remaja dan orang dewasa muda. Juga tiidak ditemukan pada
anjing, tetapi mungkin mempunyai hospes reservoar binatang buas
5) tipe Amerika selatan, penyakit ini jarang terjadi
(sporadis) dan dapat menyerang semua umur.
2. Distribusi geografik
Daerah endemi penyakit ini sangat luas, yaitu berbagai
negara di Asia (india), Afrika, Eropa (sekitar laut tengah), Amerika tengah dan
selatan. Di indonesia penyakit ini belum pernah di temukan.
3. Morfologi dan Daur Hidup
Pada manusia, parasit ini hidup
intraselular dalam darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel (RE) sebagai stadium
amastigot yang disebut benda Leishman-Donovan. Parasit ini berkembangbiak
secara balah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE dapat terisi penuh
oleh parasit, sehingga sel itu pecah. Stadium amastigot sementara berada dalam
peredaran darah tepi, kemudian masuk atau mencari sel RE yang lain, sehingga
stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE hati, limpa, sumsum tulang dan
kelenjar limfe viseral. Di lambung Phlebotomus, stadium stadium
amastigit ini berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian bermigrasi ke
probosis. Infeksi terjadi dengan tusukan lalat Phlebotomus yang
memasukkan stadium promastigot melaluii probosisnya ke dalam badan manusia.
4. Patologi dan Gejala Klinis
Oleh karena
banyak sel RE yang rusak, maka tubuh berusaha membentuk sel-sel baru, sehingga
terjadi hiperplasi dan hipertrofi RE. Akibatnya terjadi paembesaran limpa
(splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali), pembesaran kelenjar limfe
(limfadenopati) dan anemia oleh karena pembentukan sel darah terdesak. Masa
tunas penyakit ini belum pasti, biasanya berkisar 2-4 bulan. Setelah masa
tunas, timbul demam yang berlangsung selama 2-6 minggu; mula-mula tidak teratur
kemudian intermiten. Kadang-kadang demam menunujukan dua puncak seharai (double
rise). Demam lalu hilang, tetapi dapat kambuh lagi. Lambat laun timbul
spenomegali dan hepatomegali. Kelenjar limfe diusus dapat diserang parasit ini
; pad infeksi berat diusus dapat terjadi doare dan disentri. Anemia dan
leukopenia terjadi sebagai akibat diserangnya sum-sum tulang. Kemudian timbul
anoreksia (tidak nafsu makan) dan terjadi kakeksia (kurus kering), sehingga
penderita menjadi lemah sekali. Daya tahan tubuh menurun,sehingga mudah terjadi
infeksi sekunder. Sebagai penyulit dapat terjadi kankrum oris dan noma.
Penyakit kala azar biasanya bersifat menahun. Sesudah gejala kala azar surut
dapat timbul Leismanoid dermal, yaitu kelaianan kulit yang disebut juga
leismaniasis pasca kala azar.
5. Diagnosis
Diagnosis
dibuat berdasarkan gejala klinis, yang kemudian ditegakkan dengan :
1) menemukan parasi
dalam darah langsung, biopsi hati, limpa, kelenjar limfe dan fungsi sum-sum
tulang penderita
2) Pembiakan dalam
medium NNN
3) Inokulasi bahan
pada binatang percobaan
4) Reaksi imunologi yaitu :
a) Uji aglutinasi langsung (Direct aglutination test)
b) ELISA untuk mende3teksi zat anti. Untuk mengidentifikasi
parasit secara cepat dikembangkan zat anti monolonal yang spesifik, yang dapat
digunakan untuk mendeteksi antigen guna keperluan diagnostik.
c) Western blot untuk mandeteksi antigen yang timbul
selama infeksi.
d) Polymerase chain reaction untuk mendiagnosis
leismaniasis dilapangan dan leismaniasis pada penderita dengan infeksi HIV
karena serologi untuk mendeteksi zat anti tidak berguna banyak pada kasus ini.
6. Pengobatan
Natrium
antimonium glukonat, etilsibamin merupakan obat toksik tetapi sangat efektif
untuk pengobatan penyakit ini. Penderita memerlukan istirahat total selama
menderita penyakit akut; juga memerlukan banyak makanan yang mengandung kadar
protein tinggi dan vitamin. Transfusi darah diberikan pada penderita dengan
anemia berat, atau perdarahan pada selaput mukosa. Sebagai usaha penabggulangan
leismaniasis maka dilakukan pengembangan vaksin antara lain vaksin yang terbuat
dari leismania mati ataupun vaksin yang terbuat dari rekayasa genetik.
7. Epidemiologi
Di sekitar
laut tengah, penyakit ini hanya terdapat pada balita dan disebut kala azar
infantil. Anjing merupakan hospes reservoar dan penting sebagai sumber infeksi.
Pada anji ng kelainan terdapat pada kulit, dinamakan Hunde kala azar. Di
eropa dan amerika selatan anjing sebagai binatang peliharaan juga merupakan
hospes reservoar, sedangkan di india penularan terjadi langsung antara manusia
dan manusia karena anjing tidak penting sebagai hospes reservoar.
B. Leishmania tropica
1. Hospes dan Nama penyakit
Manusia
merupakan hospes defenitif parasit ini dan yang berperan sebagai hospes
reservor adalah anjing, gerbil dan binatang pengerat lainnya. Hospes
perantaranya adalah lalat Phlebotomus. Parasit ini menyebabkan
leismaniasis kulit atau oriental sore. Ada 2 tipe oriental sore
yang menyebabkan oleh strain yang berlainan , yaitu :
1)leismaniasis kulit
tipe kering atau urban yang menyebabkan penyakit menahun
2) leismaniasis kulit
tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut.
2. Distribusi geografik
Daerah endemi penyakit ini terdapat
diberbagai negeri sekitar laut tengah, laut hitam, afrika, amerika tengah dan
selatan, arab, india, pakistan dan ceylon. Di indonesia penyakit ini belum
pernah ditemukan.
3. Morfologi dan Daur Hidup
Parasit
hanya hidup didalam sel RE dibawah kulit didekat porte d’entree, sebagai
stadium amastigot dan tidak menyebar kebagian lain. Morfologi parasit ini tidak
dapat dibedakan dari L.donovani. bentuk promastigot yang merupakan
bentuk infektif dapat ditemukan pada lalat Phlebotomus sebagai vektornya atau
dalam biakan. L.tropica dalam sediaan apus dari lesi kulit terdapat intraseluler
dalam leukosit, sel mononuklear, sel polinuklear, dan sel epitel atau terdapat
eksterselular.cara infeksi sama seperti pada L.donovani.
4. Patologi dan Gejala Klinis
Masa tunas
penyakit ini adalah 2 minggu sampai 3 tahun. Pada manusia penyakit ini terbatas
pada jaringan kulit dan kadang-kadang menyerangselaput mukosa. Pada porte
d’entree tyerjadi hiperplasia sel RE yang meangandung stadium amastigot;
mula-mula terbentuk makula kemudian meanjadai papul.papul lalu pecah dan
terjadi ulkus. Ulkus dapat sembuh sendiri dalam waktu beberapa bulan, kemudian
meninggalkan parut kecil. Bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, mungkin
timbul gejala umum seperti demam, menggigil dan bila ulkus sembuh dapat
meninggalkan parut yang besar. Ulkus pada leismaniasis kulit atau oriental sore
dapat sembuh sendiri dalam beberapa bulan, meskipun penderita tidak diobati.
5. Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan :
1)
menemukan parasit dalam sediaan apus yang diambil dari tepi ulkus atau dari
sediaan biopsi; 2) pembiakan dari medium NN
3) reaksi imunologi.
6. Pengobatan
Obat yang
dapat menghasilkan kesembuhan pada leismaniasis kulit adalah salep yang
mengandung paromomisin. Alopurinol juga efektif pada pengobatan leismaniasis
kulit. Pengobatan lokal dilakukan bila hanya ada satu atau dua ulkus saja. Bila
terjadi luka multipel atau yang sudah lanjut diberi neostibosan. Didaerah
endemi bila terdapat luka didaerah wajah, dianjurkan untuk tidak diberi
pengobatan sampai waktu tertentu supaya penderita mendapat kekebalan. Untuk
daerah non endemik pengobatan harus segera diberikan.
7. Epidemiologi
Anjing,
gerbil dan binatang pengerat lainnya merupakan sumber infeksi yang penting bagi
manusia. Untuk mengurangi terjadinya transmisi antara penderita dan vektor,
dianjurkan untuk menutup luka. Pemberantasan vektor (lalat pasir) dilakukan dengan
penyemprotan insektisida diruma-rumahh. Juga dianjurkan memakai kelambu atau
repelen waktu tidur agar terlindung dari gigitan lalat. Imunisasi aktif dapat
memberikan perlindaungan yang efektif, meskipun imunitas baru didapat setelah
beberapa bulan.
C. Leishmania brasiliensis
1. Hospes dan Nama penyakit
Manusia
merupakan hopes definit parasit ini dan lalat Phlebotomus berperan
sebagai hospes perantara. Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut
leismaniasis Amerika atau penyakit Espundia. Penyakit ini dapat dibagi
menjadi 3 tipe menurut strain yaitu:
1) tipe ulkus Meksiko dengan lesi yang terbatas pada
telinga. Penyakitnya menahun, parasitnya sedikit, ulkusnya kecil-kecil dan tidak
menyebar ke mukosa lainnya
2) tipe uta, lesi kulit yang menyerupai oriental sore, pada
lesi yang dini lebih banyak ditemukan parasitnya daripada lesi yang sudah lama;
penyakit ini jarang menyebar ke selaput mukosa
3) tipe Espundia ,
sering bersifat polipoid dan ulkus dapat menyebar ke lapisan mokokutis dan
kutis.
2. Distribusi geografik
Penyakit
ini ditemukan diamerika tengah dan selatan (mulai dari guatemala sampai ke
argentina utara dan paraguay). Di indonesia penyakit ini belum pernah
ditemukan.
3. Morfologi dan Daur Hidup
Morfoloogi
parasit ini tidak dapat dibedakan dari L.donovani dan L.tropica. stadium
amastigot hidup didalam sel RE dibawah kulit pada porte d’entree dan
menyebar ke selaput lendir (mukosa) yang berdekatan, seperti mulut, hidung dan
tulang rawan telinga. Stadium promastigot terdapat pada lalat phlebotomus
sebagai bentuk infektif. Bentuk ini ditemukan pula dalam baikan NNN. Infeksi
terjadi seperti pada L.donovani dan L.tropica.
4. Patologi dan Gejala Klinis
Masa tunas
penyakit ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada porte
d’entree terjadi hiperplasi sel RE yang mengandung stadium amastigot.
Kemudian timbul makula dan papul; setelah itau papul pecah dan terjadi ulkus.
Parasit yang keluar bersama sekret ulkus menyebabkan ulkus baru atau granuloma.
Saluran limfe tersumbat dan terjadilah nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri
merupakan penyulit, sehingga terjadi destruksi tulang rawan pada hidung atau
telinga. Penyakit ini berlangsung bertahun-tahun dan bila tidak diobati dapat
sembuh sendiri. Ulkus dapat sembuh sendiri dengan meninggalkan parut.
Lesi yang terjadi
pada tipe uta,sama bentuknya dengan tipe meksiko,hanya prediksi
pada telinga kurang dan jarang menghinggapi selaput lendir. Masa tunas pada tipe
espundia adalah 2-3 bulan dan biasanya lesi pertama terjadi pada kulit dan
mungkin juga terdapat diselaput lendir. Setelah ± 1 tahun terjadi lesi sekunder
yang dapat menyebabkan cacat.
5. Diagnosis
Diagnosis
ditegakkan dengan:
1) menemukan parasit dalam sediaan apus atau sediaan biopsi
dari tepi ulkus
2) pembiakan dalam
medium NNN
3) reaksi imunologi.
6. Pengobatan
Terapi
intravena dengan etilstibamin harus dilakukan dengan segera setelah diagnosis
dibuat, mengingat luka mukosakutan yang destruktif. Natrium antimonium tartrat
dan stibofen dapat digunakan dalam pengobatan secara berturut-turut. Amfoterisin
B juga mempunyai nilai terapeutik. Antibiotik diberikan bila tedapat infeksi
sekunder oleh bakteri.
7. Epidemiologi
Di daerah
endemi penyakit terbatas didaerah pinggiran hutan dan banyak terdapat pada
orang dewasa laki-laki yang bekerja dihutan, sedangkan di brazil sepertiga
penderitanya adalah anak-anak. Diduga, hospes reservoar adalah binatang liar.
Anjing kadang-kadang mengandung parasit ini tetapi tidak menimbulkan kelainan
pada tubuh binatang tersebut.
Di tunisia penanggulangan leismaniasis kulit dilakukan
dengan membasmi koloni gerbil (hospes reservoar) dan menghilangkan sumber
makanan gerbil dengan cara menanami pohon ditempat tersebut. Di peru
penanggulangan leismaniasis kulit meliputi pemakaian insektisida didaerah
perumahan dan sekitarnya yang merupakan fokus transmisi, serta memakai pakaian,
gelang, topi yang telah dicelup dalam repelen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar