Minggu, 18 Januari 2015

MEKANISME SENSORIS DAN MOTORIS PADA INDRA PENCIUMAN


MEKANISME SENSORIS DAN MOTORIS PADA INDRA PENCIUMAN

unduhan (1).jpgttdusasll


NAMA : Korry J Situmorang
NIM      : 1215150023


PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN  dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2015



Mekanisme Indra Penciuman
Mekanisme  alat indera  pembau/penciuman adalah rangsang bau berupa gas yang berasal dari lingkungan sekitarnya, meransang indera pembau di dalam rongga hidung. Selanjutnya rangsang bau  tersebut bergerak  diterima oleh lender pembau dan diteruskan ke gelembung pembau, kemudian bergerak melalui berkas saraf menuju otak untuk ditafsirkan.

Morfologi
      Rongga hidung mempunyai tiga lapisan yang dipisahkan oleh tulang. Rongga atas berisi ujung-ujung cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori (saraf pembau).Hidung terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau.

      Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai indra pembau. Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara
      Bulu hidung di dalam kaviti hidung menapis debu dan mikroorganisma dari udara yang masuk dan lapisan mukus yang memerangkapnya. Bekalan darah yang banyak ke membran mukus membantu mengawal udara yang masuk menjadi hampir sama dengan suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ untuk membau kerana reseptor bau terletak di mukosa bahagian atas hidung. Hidung juga membantu menghasilkan dengungan (fonasi).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3prnuGorZyhpJGEKh_yB8Y4Lha-G4OhYlZ-btOmLbRw0o-WIJ_PpUyELocO1jb3IMjlnzQz6ThwZ5cK4rrsIYtG7MV0_qDO0kPVAX-e1mcxKWDaS7tPGSptQZ_M-yjT7c5gg6ntuGvmw/s400/2.bmp
Gambar 4.1 Struktur dan Anatomi Hidung
Proses Penciuman
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimgkx2Q1sUqtgGU7c54clCYwPvxxlWOdJPqEgNCk4mcsBbDvyDuXf1JfpDy_830to9dkNTssI5oecNoaquTTngcwFQXsA1NECKF7a5jnRgbiQd6bdfMf-x4d5_Qg-8yBKLuJZwEectp00/s400/hidung2.jpg
Pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.
Sensasi penciuman dimulai di epitel penciuman yang terletak di tiap lipatan di puncak rongga hidung. Letak daerah ini terlihat pada gambar yang memperagakan penampang dari jalan udara dalam hidung dan juga kaitan antara epitel penciuman dengan susunan saraf.
Reseptor Penciumn
Epitel penciuman mengandung banyak reseptor saraf yang disebut sel-sel olfaktorius, seperti terlihat pada gambar. Sel-sel itu merupakan sel-sel saraf khusus mempunyai tonjolan-tonjolan kecil berupa mikrovili yang disebut rambut penciuman. Rambut  itu keluar dari epitel masuk ke dalam mukus yang melapisinya. Rambut penciumlah yang mendeteksi berbagai macambau-bauan.
            Dengan cara bagaimana bau-bauan menggiatkan rambut penciuman tidak dipahami benar. Namun bau yang sangat tercium adalah: Pertama, zat-zat yang sudah muda menguap, dan yang kedua, zat-zat yang sangat mudah larut dalam lemak. Kemudian menguap ini penting karena baunya hanya dapat mencapai rongga di puncak hidung dengan cara mengikuti aliran udara. Kelarutan dalam lemak penting karena rambut penciuman sendiri merupakan tonjolan dari membran sel penciuman, dan kita tahu semua membran sel penciuman, akan berubahlah potensial membran dan menimbulkan impuls saraf dalam sel pemciuman.
            Penciuman Bau Primer Adalah sangat sukar untuk mempelajari sel-sel penciuman, dan oleh sebab itu kita tidak mengetahui dengan pasti rangsang kimiawi primer yang mana yang dapat menggiatkan jenis sel penciuman tertentu. Namun berdasarkanpenelitian kasar, beberapa sensasi primer berikut telah dipostulasikan:
1.    Bau kamfer
2.    Bau Kasturi
3.    Bunga- bungaan
4.    Pepermin
5.    Eter
6.    Pedas
7.    Busuk
    
Gambar:Membran Penciuman, Memperlihatkan sel-sel penciuman dengan silia di atas mukosa hidung.

     Penciuman, seperti  juga sensasi-sensasi yang lain mungkin dideteksi ole sel-sel khusus. Mungkin daftar di atas hanya berdasarkan dugaan dan mengandung kesalahan.

     Adaptasi terhadap Bau. Seperti pada penglihatan, penciuman dapat berdaptasi dengan baik sekali. Waktu pertama kali mencium, mungkin bau itu keras sekali, tetapi setelah semenit atau lebih bau itu akan sukar sekali tercium. Reseptor penciuman menggugah orang terhadap hadianya suatu bau, tetapi tidak dapat mempertahankan orang itu agar dapat mencium bau tersebut terus menerus. Hal ini sangat menguntugkan orang-orang yang harus bekerja dalam lingkungan yang berbau busuk.

     Bau yang Tertutup (masking). Tidak seperti mata yang dapat melihat beberapa warna sekali gus pada saat yang bersamaan, sistem penciuman  hanya dapat mendeteksi satu macam bau pada suatu saat, padahal bau bisa terdiri dari beberapa macam bau. Bila bau busuk dan bau bunga hadir bersamaan, maka yang dominan yang intensitasnya lebh kuat, tetapi bila keduanya mempunyai intensitas  yang sama maka bau yang tercium terletak ditengah-tengah antara bau busuk dan bau bunga. Dominasi oleh bau yang bersintesis lebih tinggi disebut masking (tertutupi). Efek ini dipakai di rumasakit, kamar kecil, dan tempat-tempat lain agar bau busuk hilang dan berubah menjadi menyenangkan. Caranya ialah dengan membakar dupa atau menguapkan zat-zat yang baunya menyenangkan untuk menutupi bau-bauan yang tidak dikehendaki.



Hantaran Sinyal Penciuma ke Susunan Saraf Pusat
     Karena penciuman adalah fenomena subyektif yang hanya dapat diteliti secara memuaskan pada manusia, sedikit sekali yang diketahui tentang manusia, sedikit sekali yang diketahui tentang hantaran sinyal penciuman ke otak. Jaras penciuman berakhir di dua daerah di otak yang disebut daerah penciuman medialis dan daerah penciuman lateralis, keduanya tampak dalam gambar. Daerah penciuman medialis terletak di tengah- tengah sekali dari otak, di bagian anterior dan sedikit superior dan hipotalamus. Daerah penciuman lateralis terletak di bagian bawah otak, menyebar ke lateral ke bagian dasar lobus temporalis anterior.

     Daerah penciuman medialis terutama berkaitan dengan fungsi primitif, misalnya pengeluaran air liur sebagai respons terhadap bau, mengecapkan bibir, dan menyebabkan binatang dapat menjilati makanan cair.
     Sebaliknya, daerah penciuman lateralis yang mencakup bagian-bagian dari amigdala di lobus temporalis, berkaitan erat dengan fungsi susunan saraf yang lebih tinggi. Jaras langsung barjalan dari daerah ini ke korteks temporalis, hipokampus, dan korteks  prefrontalis, kesemuanya merupakan bagian-bagian korteks yang berfungsi penting. Daerah penciuman lateralis bertangguang jawab mengenai respon-respons yang kompleks terhadap rangsang penciuman. Misalnya pengenalan jenis bau tertentu mungkin merupakan fungsi dari daerah ini. Demikian juga pengenalan makanan yang lezat atau menjijikkan yang berdasarkan  pengalaman yang telah lalu mungkin merupakan fungsi dari daerah ini. Pada manusia tumor otak yang terletak di daerah ini sering menyebabkan penderita mencium bau-baunya abnormal yang  bermacam-macam, menyenangkan atau pun tidak menyenangkan , dan pada tahap akhir keadaan ini sering berlanjut sampai berbulan-bulan.












Gangguan pada Hidung
Anosmia
Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa bau.:
1.   Penyumbatan rongga hidung, misalnya tumor, polyp
2.   Reseptor-reseptor pembauan rusak karena infeksi virus atau atrophi
3.   Gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus olfactoris ataupun cortex otak karena    benturan kepala ataupun tumor.


DAFTAR PUSTAKA

Aitkin, L,M,: Tonotopic organization at hignher levels of the auditory pathway. Int. Rev.     Physiol., 10: 249, 1976
Alberts, J.R, : Producing and interpreting experimental olfactory deficits. Physio. Behav., 12 : 657, 1974.
Van Hattum, RJ : Comminication Disorders. New York, Macmillan, 1980




Tidak ada komentar:

Posting Komentar