METODE PENGAJARAN BIOLOGI
DISUSUN
OLEH
:
Korry
Juita Situmorang
(1215150023)
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Biologi
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jakarta
2015
Macam-Macam Metode Pembelajaran
Umumnya metode yang
digunakan dalam sains (IPA) digunakan pula dalam non IPA, seperti ilmu social
atau yang lainnya. Pemilihan metode tentu saja disesuaikan dengan karakteristik
materi, situasi dari kondisi peserta didik serta sarana dan prasarana
pendidikan yang ada. Perlu diketahui tidak ada metode yang cocok untuk semua
materi, dan di dalam pembelajaran suatu materi tertentu dapat saja mengunakan
lebih dari satu metode. Adapun ragam metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran sains antara lain dapat dijelaskam sebagai berikut.
Metode Pembelajaran Sains antara lain meliputi:
1.
Metode Ceramah
Metode
Ceramah adalah metode yang sering kita jumpai di sekolah-sekolah. Pada metode
ini guru memberikan penjelasan secara lisan kepada muridnya. Murid mendengarkan
apa yang dijelaskan oleh gurunya dan membuat catatan kecil yang dianggap
penting. Pada umumnya murid bersifat pasif, yaitu hanya menerima semua yang
dijelaskan oleh guru. Guru menggunakan alat pendukung alam kegiatan
belajar-mengajarnya, yaitu papan tulis, kapur/spidol, gambar-gambar, dan
sebagainya.
Contoh:
Jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok
penting yang telah diajarkan, sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih
jelas hubungan antara pokok yang satu dengan lainnya. Misalnya, setelah guru
selesai mengajarkan tentang sistem pernafasan pada manusia, kepada para siswa guru
memberi tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan di rumah.
Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah
dikerjakan siswa, dan guru menyimpulkan garis besar tentang sistem pernafasan
pada manusia.
2.
Metode Diskusi
Metode diskusi
adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dapat saja muncul
pertanyaan, tetapi pertanyaan tersebut tidak direncanakan terlebih dahulu.
Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh
kesamaan pendapat.
Contoh:
3.
Metode
Tanya Jawab
Metode
tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan
pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir.
Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok
pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat
menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada
berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan
apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan
dibahas
4.
Metode Belajar Kooperatif
Dalam
metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok di mana setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan
kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling
membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar
kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang
berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
5.
Metode
Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah penyampaian pelajaran lisan atau tertulis yang dilakukan
oleh guru dikelas ataupun di laboratorium, sedangkan siswa mendengarkan dengan
teliti juga mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh guru. Metode ini
lebih banyak dipakai dalam proses belajar mengajar karena mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain : guru lebih mudah menguasai kelas sehingga suasana
kelas relatif tenang dan tertib, ekonomis baik dalam hal waktu maupun modal
lainnya misalnya keterbatasan alat-alat atau media laboratorium.
Langkag-langkah metode demonstrasi antara lain: informasi kompetensi, sajian
gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap
kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya,
dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
6.
Metode
Ekspositori atau pameran
Metode
ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi
atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk
membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
7.
Metode
Karyawisata/widyamisata
Metode
karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari
materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas
dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi
karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan
persiapan yang tidak sebentar.
8.
Metode
Penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan
kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan
tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri
informasi. Tetapi dalam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa
tidak bekerja secara mandiri.
Contoh:
9.
Metode
Eksperimen
Metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan
melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada
hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan
sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.
Contoh:
Untuk
mengetahui bahwa tumbuhan dapat menerima rangsangan, siswa dapat dibawa ke
halaman sekolah yang ada tumbuhan sekejut (Mimosa Spec). Daun patah tulang atau
kamboja bila dipatahkan akan mengeluarkan getah. Begitu pula dengan batang
karet yang disadap. Apabila seseorang mencoba sesuatu yang belum diketahui
hasilnya maka ia melakukan suatu eksperimen. Kualitas hasil suatu produksi dapat
diselidiki dengan melakukan suatu eksperimen. Guru dapat menugaskan murid-murid
untuk melakukan eksperimen sederhana, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
10.
Metode
Bermain Peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran
adalah pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam suatu situasi untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa
berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan
lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Contoh:
Memilih konteks dan peran, serta menulis skenario Pada tahap
ini guru, sebaiknya bersama-sama siswa memilih konteks dan peran yang akan
dimainkan, dan tentunya juga menulis skenario. Guru dapat pula mempertimbangkan
memilih dan mengadaptasi materi (skenario) yang lainnya telah disiapkan oleh
guru lain (bila sudah tersedia). Jika guru menulis sendiri, maka guru harus
mencari inforimasi latar belakang masing-masing karakter atau lebih baik lagi
jika siswa juga membantu mengumpulkan informasi tersebut melalui studi
kepustakaan atau sumber lain seperti internet.